Pertimbangan berhenti dari pekerjaan sebagai peneliti di kantor swasta, beralih menjadi dosen di Jepang

Sejak April 2016 sampai saat ini (Agustus 2018) saya masih terhitung menjadi seorang peneliti di sebuah kantor swasta di Jepang. Saya merasa banyak sekali pelajaran yang didapat dari kantor saya sekarang.

Tapi tidak semuanya berjalan lancar, saya punya 3 kendala besar selama bekerja di perusahaan ini

Kendala bekerja di perusahaan saat ini1. Kendala solat Jumat
Ada 2 cara solat jumat
(1)Ke Masjid terdekat dari kantor saya, tapi jarak masjid kantor saya ke Masjid terdekat di Chibune, Osaka atau Kobe cukup jauh, butuh waktu 50 menit untuk sampai ke Masjid, artinya untuk bisa solat Jumat minimal saya butuh 2 x 50 menit + solat sekitar 20 menit = 115 menit, atau 2 jam. Sementara istirahat di kantor saya hanyalah 45 menit. Disamping itu, solat Jumat dimulai pukul 13:30 di Chibune dan pukul 13:05 di Kobe, kantor saya sendiri istirahat pukul 12:15 sampai 13:00. berarti diluar waktu istirahat saya harus menemukan skema untuk keluar kantor selama 2 jam. 
(2)Solat didalam kantor, namun tidak ada muslim yang beribadah selain saya sendiri.
Untuk bisa solat jumat, saya harus ambil cuti, dikarenakan, belum adanya skema yang bisa saya pakai untuk bisa solat Jumat ke Masjid. Saya berulang kali konsultasi baik ke atasan, kepegawaian, ataupun ke serikat kerja, saya pun berulang kali menawarkan ide, agar saya dibolehkan solat Jumat ke Masjid, misalnya setelah Solat Jumat, saya bisa lembur tanpa dibayar selama 2 jam. Selain itu saya pun pernah menawarkan agar pihak kepegawaian bisa memotong gaji saya selama 2 jam setiap minggu. Namun, ide saya selalu ditolak. Salah satu alasan ditolak karena pada jam 11:00 sampai 16:00 adalah "core time" di kantor kami dan kami harus berada di kantor pada jam tersebut. Alasan lainya adalah, saya merupakan orang pertama yang meminta untuk diperbolehkan Solat Jumat, jadi belum ada aturan mengenai hal tersebut. Selain itu saya pernah ditolak karena alasan, kesetaraan, misalnya bagaimana dengan orang lain yang meminta keluar kantor untuk beberapa saat tapi bukan untuk Solat Jumat, bisa jadi hanya untuk bermain main.
Satu-satunya cara untuk saya agar bisa Solat Jumat hanyalah ambil cuti, kendalanya jumlah cuti terbatas, saya hanya bisa Solat Jumat 1 bulan sekali.
Padahal sebagai laki-laki muslim Solat Jumat itu diwajibkan, karena itu lah saya merasakan kendala yang sangat berat.

2. Kendala bidang yang dikerjakan terlalu berbeda jauh
Kendala kedua dalam bekerja di kantor saya saat ini adalah bidang keahlian yang terlalu berbeda jauh. Bidang yang saya kerjakan di kantor saat ini sangat tidak berhubungan dengan apa yang pernah saya kerjakan.
Sebelum bekerja, bidang kehlian saya adalah teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk pertanian dan perikanan, manajemen berbasis statistik, analisis wave-like-object (mirip dengan prosesi sinyal) ataupun pengindraan jarak jauh. Sekarangsaya bekerja untuk mengembangkan computer aided manufacturing pada numerical control untuk milling machine, sebuah bidang yang sangat membutuhkan pemahaman Aljabar linear, geometri, modeling (matematika yang setidaknya menurut saya level tinggi). Pernah saya bahas dalam tulisan saya yang sebelumnya kalau saya saat ini sedang struggle dengan matematika di tulisan ini (link).
Karena bidang yang terlalu jauh ini lah saya belum bisa mengaplikasikan keahlian saya yang pernah saya pelajari sebelumnya. Saya juga merasa bahwa kemampuan saya yang sebenarnya tidak bisa keluar, saya pun belum bisa berkontribusi terhadap kantor meskipun telah bekerja selama lebih dari 2 tahun. Saya paham, bekerja selama 2 tahun itu masih dalam tahap pembelajaran, sehingga smasih sulit untuk berkontribusi. Namun saya tetap merasa hal ini adalah sebuah kendala bagi saya saat ini.

3. Kendala karir di masa depan
Saya tidak yakin, jika saya bekerja di perusahaan ini karir saya akan naik.
Kantor tempat saya bekerja adalah sebuah perusahaan multinasional yang bahkan masuk ke dalam list Forbes Global 500, namun masih merupakan perusahaan yang sangat konservatif. Sebagai contoh, meskipun telah hampir 100 tahun berdiri, masuk kedalam Forbes Global 500, namum jumlah pegawai asing di dalam Jepang ternyata masih dibawah 100 orang. Dari 100 orang itu, tidak ada 1 orang pun yang menjadi manager, apalagi menjabat sebagai direktur, deputi, dan sebaginya diatas level manager.
Manager grup saya sendiri baru menjadi manager setelah bekerja selama 22 tahun, padahal menurut saya dia sangat cerdas, pertanyaan dan komentarnya tajam, idenya out of the box, orangnya tegas tapi menyenangkan. Di kantor saya, orang Jepang yang seperti manager saya itu tidaklah sedikit, saya harus bersaing dengan mereka untuk karir saya. Saya rasa sangat sulit, bahkan mungkin hampir mustahil. Selain masih sangat konservatif, masih lebih mendahulukan orang Jepang sebagai penduduk lokal, saya juga tidak yakin bisa bersaing di tengah tengah orang yang level kecerdasanya diatas saya. Saya perkirakan, karir saya akan berhenti di tingkat supervisor jika terus berada disini.
Saya rasa satu-satunya jalan untuk saya agar bisa berkarir hanyalah pindah ke lingkungan kerja yang lebih memungkinkan untuk saya berkarir di Jepang, atau bertahan pada perusahaan tempat saya sekarang namun pindah keluar Jepang.


==============
Posisi dosen di universitas
Saat itu lah saya dikontak oleh professor saya ketika di universitas, beliau menawarkan posisi sebagai dosen
Sistemnya, tenure track, menjadi research assistant professor selama 4 taun, berikutnya tenure assistant professor saat memenuhi persyaratan dari universitas.
Professor saya menghubungi saya bulan Januari, saya mengirimkan berkas syarat untuk melamar sebagai dosen pada bulan Maret. Setelah lolos seleksi dokumen, saya diwawancara pada bulan April oleh dosen dosen di jurusan yang saya tuju. Lalu saya lolos wawancara tahap pertama dan melangkah ke wawancra tahap kedua dan diwawancarai oleh pejabat-pejabat di universitas seperti dekan dan bahkan waktu itu rektor pun datang saat wawancara. Berikutnya saya dikabari diterima pada bulan Juli oleh professor saya, namun surat resmi bahwa saya diterima tak kunjung datang sampai bulan Agustus.

Meskipun saya belum menerima surat resmi dari universitas, perusahaan saya memiliki peraturan tertulis untuk pengunduran diri, jadi terpaksa saya konsultasi dengan manager dan kepegawaian, kalau saya mau berhenti kerja karena 3 alasan kendala yang saya sebutkan diatas.


==============
Pertimbangan untuk bertahan di perusahaan sekarang
Setelah konsultasi dengan kepegawaian, ada godaan dan kendala untuk berhenti dari perusahaan ini
1. Ditawarkan kantor untuk memakai sistem khusus agar bisa solat Jumat!
Saya sangat senang mendengar hal ini, pada ahirnya perusahaan membolehkan Solat Jumat dengan skema lembur tidak dibayar selama meninggalkan kantor untuk Solat Jumat. Tapi, bonus saya akan dipotong, saya sebetulnya tidak terlalu bermasalah dengan bonus yang dipotong, meskipun ada rasa kecewa, karena saya jika bertahan di kantor ini. Karena saya telah mengganti waktu untuk Solat Jumat dengan waktu lembur yang tidak dibayar, kenapa bonus harus dipotong juga. Selain itu setelah selalu ditolak selama lebih dari 2 tahun, kenapa setelah saya bilang ingin keluar baru diperbolehkan Solat Jumat, dan mereka bisa memproses agar saya bisa Solat Jumat hanya dalam 1 jam. Berarti selama lebih dari 2 tahun ini konsultasi saya tidak terlalu dianggap serius oleh pihak kepegawaian kantor. Saya jadi berpikir, jika di masa depan saya mengelami kendala lain, apakah akan ditolak dan baru diterima saat saya bilang lagi mau keluar...

2. Gaji dosen yang menurun cukup drastis, sementara biaya hidup di Tokyo lebih tinggi
Bukanlah sebuah rahasia lagi jika pendapatan bekerja di perusahaan multinasional swasta lebih besar daripada bekerja sebagai dosen. Sementara biaya hidup di Tokyo lebih tinggi dari Itami. Bekerja pada perusahaan multinasional swasta dengan pendapatan yang cukup besar membuat saya berada di atas gunung, dan ketika tau pendapatan sebagai dosen membuat saya dijatuhkan dari atas gunung yang pernah saya rasakan. Meskipun sebenarnya pendapatan dosen tidaklah buruk dibandingkan dengan pendapatan rata-rata pekerja di Jepang. Namun tetap saja ini menjadi pertimbangan saya dalam memilih pekerjaan karena perbedaan pendapatannya cukup besar, dalam setahun pendapatan bekerja di perusahaan saya sekarang dan sebagai dosen beda sekitar 1 juta yen, atau 130 juta rupiah dengan kurs saat ini.

Saya meminta waktu kepada bagian kepegawaian kantor dan manager saya untuk berpikir lebih lanjut selama 1 minggu saat libur obon


==============
Pertimbangan memilih pindah
Untuk Solat Jumat saya rasa sudah tidak ada masalah baik saya meneruskan bekerja di perusahaan sekarang ataupun pindah ke universitas di Tokyo.
Untuk urusan gaji, memang akan lebih berat, harus lebih irit lebih dari sekarang. Tapi saya rasa gaji dosen masih cukup untuk kami sekeluarga dan untuk sekolah anak kami di masa depan.

1. Karir
Seperti yang saya tuliskan diatas, di perusahaan sekarang kemungkinan besar tidak akan lebih dari supervisor, sementara di universitas bisa menjadi professor. Tentu jika memenuhi syarat, target saya sendiri bisa jadi professor dalam 15 tahun mendatang.

2. Pendidikan agama anak
Ada option untuk TPA atau madrasah di Tokyo, misalnya di madrasah YUAI, Masjid Otsuka, SRIT dan lain sebagainya. Jadi pendidikan agama untuk anak saya relatif lebih baik.

3. Kenyamanan istri
Pindah ke Tokyo membuka kemungkinan untuk istri saya untuk bekerja atau melanjutkan belajar bahasa Jepang yang sempat terputus. Tidak bisa dipungkiri, peluang untuk bekerja di Tokyo lebih besar dari di Itami.
Selain itu, istri saya bisa memiliki lebih banyak teman, karena lebih banyak komunitas orang Indonesia di Tokyo dan sekitarnya. Terkadang ada juga seminar seminar atau perteuan membahas macam macam hal yang diorganisir oleh suatu grup wanita Indonesia di Jepang.


==============
Mengundurkan diri dari posisi sekarang
Setelah mempertimbangkan hal - hal diatas, saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan sekarang dan berkiprah menjadi dosen di universitas di Tokyo.
Saya sendiri telah memberikan surat pengunduran diri kepada manager dan bagian kepegawaian. Hari ini, tadi pagi, manager saya mengumumkan kepindahan saya kepada anggota grup kami.



Itami, 21 Agustus 2018
Ramadhona Saville, PhD
TKI di Jepang

Guna Ho-Ren-So (報・連・相 )

報・連・相 Ho-Ren-So

Istilah diatas adalah kepanjangan dari Hokoku-Renraku-Sodan atau dalam bahasa Jepang ditulis (報告、連絡、相談).
Artinya sendiri adalah sebagai berikut.

報告     : 部下が上司の指示に取り組みつつ、途中経過を報告すること[1]。
Hokoku     : Arti harfiahnya adalah "melapor". Laporan (secara berkala) kepada atasan di tengah tengah proyek yang sedang dikerjakan.
連絡     : 自分の意見や憶測を含めない関係者への状況報告。
Renraku : Arti harfiahnya adalah "mengontak". Laporan yang tidak ada unsur spekulasi atau opini kita sendiri.
相談     : 自分だけで業務上の判断が困難なとき、上司に意見をきくこと。
Sodan     : Arti harfiahnya adalah "berkonsultasi/berdiskusi". Ketika mengalami kendala, segera bertanya dan berdiskusi dengan atasan.

Di perusahaan Jepang istilah Ho-Ren-So ini sangat dikenal. Mayoritas pekerja di jepang menganut sistem ini dalam bekerja.

Tapi sejujurnya menurut saya yang paling efektif hanyalah Ho-So. Karena Saat kita melakukan laporan, tentu saja kita harus melakukan kontak terhadap atasan kita atau klien ataupun orang yang terlibat dalam proyek yang sedang kita kerjakan. Bagaimana cara kita melakukan laporan kalau kita tidak melakukan kontak terhadap orang yang mau kita laporkan...
Baru setelah itu konsultasi/diskusi diperlukan saat ada hal yang ada diluar dugaan.

Definisi Ho-So ini agak sedikit saya ubah dari yang saya tulis diatas.
Hokoku: Melaporkan "secara berkala" dan "saat ada kejadian diluar dugaan".
Sodan : Berkonsultasi/berdiskusi ketika mengalami kendala.

Meskipun saya baru bekerja selama 2.5 tahun di sebuah kantor di Jepang, saya sudah sedikit banyak paham arti dan guna sistem Ho-So ini. Pernah suatu saat ketika ada hal yang diluar dugaan saya, saya mencoba untuk menanganinya sendiri, karena kurang matangnya analisa dan problem solving yang saya lakukan, ahirnya yang saya kerjakan harus diulang. Selain itu, karena suatu proyek di kantor saya biasanya dikerjakan dengan tim, tentu pekerjaan yang harus diulang itu juga menjadi beban untuk orang lain, saat saya belum selesai mengerjakan sesuatu, orang lain jadi harus menunggu hasil yang saya kerjakan atau membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut agar tetap tepat waktu. Saat suatu pekerjaan harus diulang, berarti kita rugi waktu, tenaga dan pikiran. Sudah capek - capek mencoba menyelesaikan masalah sendiri, membuat metoda sendiri, mencoba memakai metoda sendiri, ternyata gagal, menyusahkan orang lain pula.

Dari situ lah saya belajar mengenai pentingnya Ho-So. Bayangkan saat kita menemukan keadaan yang diluar dugaan, dan kita langsung melaporkanya kepada atasan/rekan kerja kita/klien, saat itu juga bisa kita cari akar permasalahan dan penyelesaianya secara bersama. Seringkali saat melakukan konsultasi/diskusi itu juga langsung bisa dilakukan problem solving, sehingga pekerjaan kita akan lebih hemat waktu dan efektif.

Kelebihan lainya, saat konsultasi/diskusi tidak hanya mengandalkan 1 kepala saja, tapi beberapa kepala. Tidak bisa dipungkiri beberapa kepala lebih baik daripada 1 kepala saat melakukan problem solving (tidak selalu, tapi pada umumnya hal ini lebih efektif).
Sistem Ho-So ini lah yang berkali - kali menolong saya ketika ada hal yang diluar dugaan.

Selain itu hal yang penting saat melaporkan sesuatu adalah, sebutkan dahulu kesimpulan laporan kita, baru setelah itu sebutkan secara terstruktur detail laporan kita agar atasan/rekan kerja/klien mudah mengerti apa yang mau kita sampaikan.



Trivia: Sebetulnya Ho-Ren-So sendiri pengucapanya sama (homofon) dengan horenso (bayam), jadi istilah ini sangat mudah untuk diingat di Jepang.

Itami, 16 Agustus 2018
Ramadhona Saville, PhD
TKI di Jepang



[1] 東洋経済,[https://toyokeizai.net/articles/-/176175?page=2]

Simple basic archimedean spiral code implementation

Recently, I have an interest to draw spiral with the same step over (distance between one spiral cycle).
Actually, it is pretty simple to draw basic archimedean spiral. The mathematical formula for archimedean spiral is
r = a + bθ,
with r is radius at each spiral point, a is offset of starting point of spiral and b is the coefficient of angle θ. Then for the point at spiral, it is the same like parametric circle
x coordinate = r * cos(theta) and
y coordinate = r * sin(theta).
Here is my code implementation of simple basic archimedean spiral.

 #include<stdio.h>  
 #include<math.h>  
   
 #define M_PI 3.14159265358979323846  
   
 //spiral definition r = a + bθ  
 void main()  
 {  
     int numTurns = 5;                                      //number of spiral cycle 
     double stepover = 0.1;                                 //distance between one spiral cycle   
     double distanceBetweenTurns = stepover * (1/(2*M_PI)); //b 2*PI is 360deg  
     double theta = 0.0;                                    //starting angle, all in radian  
     double offset = 0.0;                                   //a (offset of starting point)  
       
     double pointsPerTurn = 20; //number of point in each spiral cycle  
     printf("rad, theta, r, x, y\n");  
     for(int i=0; i<(pointsPerTurn*numTurns+1); i++)  
     {  
         double r = offset + (distanceBetweenTurns*theta);  
         double point[2];  
         point[0] = r * cos(theta);  
         point[1] = r * sin(theta);  
   
         //print out the point to be plotted   
         printf("%f, %f, %f, %f, %f\n",theta, theta*(180.0/M_PI), r, point[0], point[1]);  
         theta += 2*M_PI / pointsPerTurn;  
     }      
 }  

After running the code, it will print out the angle (radian), angle (degree), r of each point(interpreted as 1/curvature), x and y coordinate of each point.
The plotted spiral from the code in excel is as shown bellow.
Pretty simple right!




*NB bonus:This kind of spiral are used for making spiral toolpath. Usually, projected onto target surface.
But, of course we have to modify the point at the spiral, because distance between each point gets larger and larger as the spiral grow. For this I am going to save the code for the next post.

Kisah Saya dan Matematika

Saya suka matematika sejak saya kecil, seingat saya saya mulai menyukai angka angka dan matematika sejak SD. Waktu itu saya kelas 2 atau kelas 3 SD, saya ingat saat menunggu ibu saya pulang kantor, saya membuat sendiri angka angka random yang entah dari mana saya dapatkan angka angka itu, lalu saya jumlahkan, saya kurangi, saya bagi, saya kalikan, atau saya ganti angka angka tersebut. Angka angka random tersebut saya tuliskan pada selembar kertas buram bekas menggunakan pensil HB. Saya mulai proses jumlah, kurang, bagi dan kali dari 1 digit angka, lalu setelah bosan dengan 1 digit, saya buat menjadi 2 digit. Saya masih ingat kala itu, sangat menyenangkan, juga ada rasa kepuasan tersendiri setelah menjawab soal yang padahal saya buat sendiri secara random. Tak lama setelah itu, ibu saya pulang kantor dan saya membanggakan apa yang telah saya lakukan. Sejauh yang saya ingat, saat itu lah saya mulai menyukai angka dan matematika.

Ketertarikan saya pun bertambah ketika SMP, saat SMP saya merasa superior, karena nilai matematika saya hampir tidak pernah dibawah 9 dari skala nilai 10. Mungkin karena kebetulan saya masuk ke SMP yang levelnya agak rendah. Tapi mungkin hal itu lah yang membuat saya makin menyukai matematika, karena makin percaya diri. Bukanya merendahkan atau apa, namun dibandingkan dengan SMP SMP top di kota tempat saya lahir dan dibesarkan, Bogor, SMP saya bukanlah yang memiliki banyak prestasi, syarat nilai untuk masuk pun cukup rendah. Tapi saya bersyukur karena diberi kesempatan untuk makin menyukai matematika.

Ketika SMA saya baru mengetahui ada orang yang sangat cerdas, level matematikanya diatas saya! Terlebih lagi, dia berasal dari SMP yang sama dengan saya, Iqbal namanya. Sejujurnya, saya pikir di SMP yang levelnya agak rendah itu tidak ada yang pandai matematika seperti Iqbal. Iqbal pun masuk SMA yang sama dengan saya. Kelas 1 pun sama kelasnya. Disitu saya tau kalau level matematika saya masih jauh dibawah orang orang seperti Iqbal.

Di SMA saya dan iqbal banyak berdiskusi, saya diajari banyak hal mengenai matematika. Saat itu dia menjadi "tujuan" saya, saya ingin sekali mengejar iqbal dalam hal matematika. Kami beberapa kali mengikuti lomba matematika, entah itu penyisihan olimpiade sains nasional, matematika ria IPB, lomba sains UI dan lainya.

Saya agak menyesal tentunya di SMA dan setelah lulus SMA, karena saat di bangku SMP saya tidak pernah menemukan orang yang pandai di bidang matematika, ikut lomba atau kompetisi matematika dimanapun. Kalau saja saya bertemu orang seperti Iqbal lebih cepat, atau ikut lomba matematika, mungkin saya akan lebih terpacu untuk menggali matematika lebih dalam.

Setelah lulus SMA saya melanjutkan kuliah ke IPB (dan UI), lalu berangkat ke Jepang dengan beasiswa dari kampus saya di jepang (Tokyo University of Agriculture, biasa disingkat nodai). Saya masuk ke nodai jurusan international biobusiness.

Singkat cerita di dunia universitas saya sangat jauh dari matematika, tidak ada mata kuliah matematika (ada sebenarnya, tapi sangat dasar di jurusan saya). Ada yang saya gunakan sedikit, untuk penelitian di tingkat 4, juga saya gunakan sedikit untuk penelitian master dan doktoral saya. Bahkan banyak sekali matematika tingkat SMA yang saya lupa.

Setelah lulus doktoral, saya lanjut bekerja di bagian litbang sebuah perusahaan swasta di Jepang, dan celakanya di bagian numerical control, computer aided manufacturing unit. Di tempat saya bekerja saat ini sangat membutuhkan pemahaman matematika dan perangkat lunak, terutama aljabar, geometri, analisis numerik dan grafik komputer.

Setelah 9 tahun sangat jauh dari matematika, sekarang saya harus berkutat dengan matematika yang bukan level SMA. Gawatnya, matematika level SMA saja saya sudah banyak yang tidak ingat, baik logika ataupun pola pikirnya, ataupun teoremanya, bagaimana dengan ini. Saat ini genap sudah 2 tahun saya bekerja sebagai peneliti, dan dalam 2 tahun ini saya belajar banyak sekali mengenai geometri berbekal pola pikir dan logika matematika yang mulai hilang. Tapi dibandingkan dengan rekan-rekan saya di kantor, saya merasa level matematika saya masih sangat rendah. Masih banyak sekali persamaan persamaan matematika yang saya belum bisa pecahkan, hal teknis yang saya belum paham untuk tujuan penelitian saya saat ini.

Saya sangat menyesal, ketika saya kuliah saya tidak mempelajari matematika, padahal meskipun di jurusan saya tidak ada mata kuliah matematika, ada jurusan lain yang menyediakan mata kuliah matematika, saya juga semestinya bisa belajar matematika dari pembimbing saya selama S1 sampai S3, bukan hanya memakai sedikit matematika. Atau ada cara lain yang sangat fleksibel, google, MITopencourseware, dan sebagainya, saya tinggal melakukan pencarian untuk belajar matematika. Tapi sayangnya saya tidak melakukan itu, dan jauh dari dunia matematika yang saya senangi selama 9 tahun.

Semoga dengan penyesalan ini saya bisa menambah semangat saya untuk belajar lebih banyak mengenai matematika lagi, menemukan keindahan matematika lagi seperti saat saya masih kecil. Karena pada dasarnya saya semakin yakin bahwa matematika sangatlah penting, bukan hanya untuk pekerjaan saya sekarang, tapi juga untuk banyak hal seperti melatih logika, pola pikir, membuat algoritma, mengerjakan hal teknis, membuat permodelan, konsep probabilitas, memahami statistik, proses pengambilan keputusan dan lain sebagainya.

Ganbarimasu!

Itami,
Selasa, 10 Juli 2018

Browser Comparison: Firefox quantum vs Chrome


when working with a quite memory usage program, sometimes i also need to browse, that was when the idea of browser comparison came up
i usually have both of firefox and chrome just in case one of them have an issue or something, so let's compare them
yes, i know that microsoft also have its internet exploler or the newest microsoft edge, but as we know that both of them are out of the league, i didn't included them
for opera, i know opera is quite good as well but let's stick with firefox and chrome for righ now

quick snap result
chrome's speed is slightly faster (to be honest, the speed difference is not that significant to be written here)
but, firefox uses MUCH less memory (this is what i need)

both are the newest version up to this date (2018/06/18)
firefox quantum 60.0.2 (64 bit)
chrome 67.0.3396.87 (64 bit)

during the test i already open several applications which take 3.5gb
(clover 9 tabs, sticky notes windows native, power point, excel, outlook, cygwin)

then i opened firefox and chrome with 20 tabs of the same address

after opening firefox, the memory usage became 3.9gb, and close the firefox
but after opening chrome, the memory usage became 5.4gb!
i also opened both of firefox and chrome using the exact same 20 tabs, the memory usage became 6.0gb

for me, who consider less memory usage, firefox is the clear winner (for now)
let's see what the big g is going to do with the next chrome


----------------
test environment
i3-6100 3.7ghz
win 7 64 bit sp 1
8gb memory


ブラウザー比較:ファイヤーフォックスクァンタム vs クローム

結論
クロームの速度はファイヤーフォックスよりも少し上回るが(速度はここに記載するまでの差はない)、
ファイヤーフォックスはクロームよりも非常に少ないメモリを使用


2018/06/18時点で両ブラウザーとも最新のバージョン
ファイヤーフォックスクァンタム 60.0.2 (64 bit)
クローム 67.0.3396.87 (64 bit)

テストをしていた時には既に3.5gbのメモリを使用

ファイヤーフォックスを20タブ開いたら3.9gbのメモリ使用になり、ファイヤーフォックスを閉じて、クロームを同じ20タブを開いたらなんと5.4gbのメモリ使用になった!

現時点ではファイヤーフォックスクァンタムの勝ち
グーグルはファイヤーフォックスクァンタムに対し、今後何をするだろうかをお楽しみに

English Editing Service buat Jurnal atau Paper

english editing service buat jurnal atau paper

for 5500 words, 5 working days

luar indonesia

cambridge proof reading
premium 4 days 110 usd, advanced (2 editor) 218
until acceptance, unknown?
 info@cambridgeproofreading.com

AJE
with unlimited re-editing 479 usd until acceptance
 https://www.aje.com/services/editing/

editage
with unlimited re-editing 396 usd
 https://www.editage.com/all-about-publication/english-editing/how-do-research-editing-services-work.html

wordvice
multi-revision editing
275 usd, 4 days
 https://wordvice.com/multi-revision-academic-editing-service/

Dosen amrik, punya istri di thai
tergantung banyak dan kualitas tulisan, sekitar 20,000 yen 1x edit
 publishinenglish2014@gmail.com


proofreading service list
 http://journals.asm.org/site/misc/editingservices.xhtml

indonesia

hannahtranslation@gmail.com
harga belum tau, bisa ada revisi gratis
 hannahtranslation@gmail.com

Wulandari S.S
perlu ditanya mengenai revisi sampai diterima manuscript
 wulan.lunar@gmail.com / lunar.writiing@gmail.com

bps
harus langsung kirim manuscript
 http://britanniaproofreadingservice.com/id_id/

muku muku room in itami

excellent places where you can go with your baby or toddler in itami, we can have mama tomo or papa tomo here

red : mukku mukku rooms that are open on saturday and sunday
blue :mukku mukku rooms that are close on saturday and sunday




Cara belajar bahasa yang efektif versi saya

Selama tinggal di Jepang sejak April 2007 sampai sekarang (sampai sekarang baru 11 tahun), berikut ini adalah cara yang saya lakukan untuk belajar bahasa Jepang secara efektif.
Cara seperti dibawah ini (selain membaca komik) saya rasa juga bisa diterapkan untuk belajar bahasa lain, seperti bahasa inggris dan sebagainya.

1. Nonton acara tv berbahasa Jepang.
Jangan lupa aktifkan subtitle bahasa Jepang, mengenai setting, masing masing tv atau komputer berbeda, silahkan gunakan google untuk mencari setting yang tepat untuk tv atau komputer anda.
Nonton tv sangat berguna untuk melatih kebiasaan mendengarkan percakapan bahasa Jepang. Selain pendengaran, tv disertai visual yang dapat membuat kita lebih mengerti mengenai penggunaan kosa kata atau arti dari kosa kata yang dipakai.

2. Baca komik berbahasa Jepang yang ada "furigana-cara baca kanji dalam hiragana biasanya".
Baca komik juga merupakan cara yang sangat baik untuk membantu kita menghafal dan menggunakan kanji tertentu. Dengan membaca komik, kita juga dapat meningkatkan kecepatan membaca kita.
Selain untuk menghafal cara membaca kanji, membaca komik pun dapat membantu kita untuk lebih mengerti cara pakai suatu kosa kata, karena komik dilengkapi dengan gambar.

3. Berteman dengan orang Jepang.
Ini juga salah satu cara paling efektif untuk belajar bahasa Jepang, untuk mendengar dan berkomunikasi. Pada dasarnya menurut saya, bahasa adalah suatu alat komunikasi, menulis dan membaca memang penting, tapi kita jangan sampai melupakan cara komunikasi manusia yang paling umum, yaitu mengobrol.
Ini tantangan yang lumayan sulit, karena orang Jepang pada dasarnya kurang bersosialisasi dengan orang di sekitarnya, terutama di kota besar.

4. Tulis kosa kata baru yang kita dapat dalam memo.
Targetkan 1 hari tidak lebih dari 5 kosa kata baru, kalau lebih bisa cepat lupa.
Selalu sedia buku memo dan pensil di kantong, jadi saat kita menemukan kosa kata baru, bisa langsung kita tulis. 

5. Tidak malu saat salah.
Tidak malu malu kalau salah tatanan bahasa Jepang yang kita gunakan, justru dengan salah, bisa diperbaiki dan akan belajar untuk tidak mengulangi salah yang kita buat.
Ini hal yang paling umum dilalui, salah pemakaian kosa kata atau salah tatanan bahasa Jepang, banyak orag yang malu ketika salah. Jika kita berteman dengan orang Jepang, selalu ingatkan dia untuk membantu kita, "jika bahasa jepang saya salah, langsung dikoreksi ya!". Dengan bantuan tersebut, kita akan ingat bahwa kita pernah membuat salah, sehingga tidak akan mengulangi salah yang sama.

Mencari kerja di Jepang, Gambaran Umum ♯1

Hari ini saya mengobrol dengan salah satu teman saya yang sedang mencari pekerjaan di Jepang.
Hal itu membuat saya mengingat kembali proses pencarian kerja saya beberapa tahun silam.
Pada 2015 Maret saya mulai mencari pekerjaan di Jepang, saat itu saya sedang menempuh program doktor tahun ke 2.

Timing
Sistem pencarian kerja di Jepang bagi yang berkuliah di Jepang adalah mencari pekerjaan setahun sebelum rencana kelulusan. Misalnya, rencana lulus doktor saya adalah taun 2016, maka saya sebaiknya mencari pekerjaan sejak tahun 2015.
Saya juga memulai pencarian kerja sejak Maret bukan tanpa alasan, namun karena pada bulan maret lah mulai diadakan job hunting seminar (就職活動セミナー) atau joint job fair (合同説明会). Biasanya job hunting atau job fair diadakan saat masih "dingin" mulai Januari sampai Maret.

Job Hunting Seminar
Pada seminar ini biasanya kita diberitau mengenai tata cara mencari pekerjaan di Jepang, jadwal pencarian kerja di Jepang dan mengenai pengetahuan dasar pencarian kerja di Jepang. Misalnya,
-timing job fair (Februari-Mei),
-mengajak kita berfikir dan memfokuskan untuk membatasi industri yang kita tuju, apakah itu industri manufaktur, industri makanan, jasa ataupun lainya, ataupun perusahaan sfesifik yang dituju
-kapan sebaiknya mendaftar di website perusahaan yang dituju (Februari-Mei),
-timing mengirimkan entry sheet (berikutnya disingkat ES, Februari-Juni),
-timing wawancara (April-Agustus),
-timing mendapatkan job offer (Agustus-Februari)
Namun tentu saja timing yang saya tulis diatas adalah timing rata-rata di jepang, tidaklah mutlak, tiap perusahaan bisa jadi berbeda.
Pada seminar tersebut biasanya juga diajarkan untuk pertama kali menuliskan ES atau CV (履歴書).
*note: saya memilih perusahaan agen pencarian kerja (人材派遣会社) yang relatif tidak terlalu besar, karena biasanya perusahaan yang tidak terlalu besar informasihnya tepat sasaran, dan setiap pencari kerja biasanya di"bantu" oleh satu orang staff agar bisa membantu kita mengeck ES, CV, ataupun latihan wawancara.
Biasanya perusahaan besar seperti Rikunavi atau Mynavi, memberi info yang terlalu banyak, membuat kita pencari kerja bingung sendiri, selain itu tidak ada staff yang membantu kita mengecekkan ES, CV, apalagi latihan wawancara.

Joint Job Fair (Februari-Mei)
Joint job fair merupakan acara yang menarik bagi pencari kerja, karena pada kesempatan ini, dalam 1 aula besar ada banyak perusahaan-perusahaan yang membuka stan, menjelaskan mengenai perusahaan mereka dan ada sesi tanya jawab singkat setelah diadakan penjelasan.
Tahun 2015 saya menyempatkan diri mendatangi beberapa joint job fair misalnya
-joint job fair Rakuten (untuk seluruh mahasiswa yang ada di Jepang)
-joint job fair Global Leader (khusus untuk orang asing di jepang)
-joint job fair AYNJ (khusus untuk warga negara ASEAN atau yang tertarik bekerja yang berhubungan dengan ASEAN)
Dan beberapa joint job fair lainya.
Di saat ini lah kita bisa mencari informasi sebanyak banyaknya mengenai perusahaan-perusahaan yang ada di Jepang, juga bisa bertanya apa saja. Saat ini lah kita bisa mulai memfokuskan industri yang kita tuju untuk bekerja di masa depan. Di saat itu pun saya baru "ngeh" kalau perusahaan yang belum pernah saya dengar sebelumnya pun banyak sekali yang menarik dan faktanya merupakan perusahaan yang sangat besar. Misalnya mitsubishi electric corporation (melco), sampai saat itu saya hanya tau mitsubishi sebagai merek mobil, tapi faktanya melco bukan merupakan anak perusahaan dari mitsubishi motor (pembuat mobil), mereka perusahaan yang berbeda. Ternyata melco jika diperhatikan lebih baik ada dimana mana mulai dari tv, rice cooker, kulkas, lift, eskalator, sampai satelit, namun namanya baru saya dengar saat joint job fair.
Saya saat itu memutuskan untuk memfokuskan mencari pekerjaan di bidang manufaktur, lebih konkretnya di bagian litbang. Alasanya? karena menurut saya industri manufaktur itu menarik, dan merupakan salah satu industri kebanggan Jepang, saya bisa belajar banyak dari situ. Litbang saya pilih karena juga litbang merupakan salah satu kelebihan Jepang, Jepang memiliki kekuatan riset yang baik baik di dunia akademik maupun di perusahaan swasta, lagi lagi saya bisa belajar banyak dari situ.

Job Fair Spesifik Perusahaan (企業別説明会)
Setelah mengikuti beberapa kali joint job fair saya mulai bisa memetakan perusahaan yang saya tertarik. jika perusahaan itu merupaka perusahaan besar, biasanya mereka mengadakan job fair khusus untuk perusahaan itu. Misalnya panasonic, hitachi, melco dan lainya. Pada saat ini biasanya diadakan di dalam 1 aula yang terdapat stan departemen departemen perusahaan tersebut mulai dari stan litbang, marketing, patent dan copyright, produksi, sampai ke stan anak perusahaan. Saat itu, biasanya juga ada staff perusahaan yang ada di tiap stan yang akan membagi pengalaman kerja mereka di departemen yang bersangkutan. Disini kita dapat mengetahui informasi pekerjaan di departemen yang kita tuju dan bertanya mengenai apapun mengenai itu.

Melamar Kerja
Melamar kerja disini biasanya mengirimkan ES, saat ini banyak perusahaan yang memiliki sistem online untuk memasukan ES. Setelah itu biasanya ada tes kemempuan dasar (SPI) dan psikotes yang harus kita lewati.
Biasanya bahasa Jepang, meskipun saat ini saya dengar sudah banyak perusahaan yang mengadakan tes ini dalam bahasa inggris.
Jangan hawatir dengan bahasa jepang, bisa menjawab SPI setengah saja sudah bagus untuk kita yang bukan native.
*note: Kalau tidak tau jawabanya atau waktunya habis, pilih saja jawaban yang sama untuk semua pertanyaan yang kita tidak bisa jawab, kalau saya selalu menjawab [b] untuk semua pertanyaan yang saya tidak bisa jawab.

Wawancara (April-Agustus)
Setelah mengirimkan ES dan melakukan tes, biasanya di website ada pemberitauan apakah kita lolos ke tahap wawancara atau tidak. Biasanya jika lolos ke tahap wawancara, akan ada rata-rata 2x wawancara sampai kita mendapatkan job offer. pertama tama wawancara oleh staff HRD, dan kedua biasanya dengan sekelas manager/bahkan direktur di departemen yang kita tuju. 
Ada beberapa jenis wawancara dalam melakukan pencarian kerja di Jepang, yang saya tau,
-focus group discussion (fgd), pada fgd kita akan dibuatkan grup kecil sekitar 4-6 orang, ditambah ada penilai dari perusahaan. Biasanya grup kita akan dihadapkan pada suatu masalah yang disajikan oleh tim penilai, setelah itu cara kita bekerja dalam tim akan dinilai.
-Makan-makan, ini merupakan salah satu jenis wawancara terselubung, tidak banyak perusahaan yang melakukan tipe wawancara seperti ini, tapi ini benar-benar ada. biasanya kita diundang untuk datang ke sebuah aula yang telah di set untuk berpesta, kita diberikan nomor meja di gabung dengan para kandidat lain dan tim penilai di tiap meja. Saat ini yang dinilai adalah tata cara kita berkomunikasi dengan orang lain.
-wawancara grup, biasanya wawancara grup ini dilakukan bersamaan dengan beberapa kandidat lain (3-8) orang. Pada saat inin kita akan ditanya dengan pertanyaan yang sama secara bergantian dan berutrutan, entah dari kanan ke kiri atau sebaliknya.
-wawancara individual, biasanya kita sendiri vs beberapa orang dari perusahaan.
*note:wawancara grup ataupun individu biasanya mengacu kepada ES yang kita buat, tidak jarang pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan yang sama dengan yang ada di ES. Jadi jangan sampai lupa apa yang kita tulis di ES.

Job Offer (内定 - Agustus-Februari)
Setelah melalui rangkaian pencarian kerja yang saya tuliskan diatas, jika lolos semua tahapan, kita akan mendapatkan Job Offer, bisa melalui telepon, email, surat atau bahkan melalui universitas (pembimbing/career center universitas). Biasanya setelah mendapat job offer, kita akan diberikan waktu untuk berfikir untuk menerima tawaran kerja tersebut atau tidak. 

Selamat mencari kerja di Jepang

2 way authentification in instagram has a big hole


旧アカウントはハックされたので、新しく作りました。
旧アカウントのふぉろーをやめるなり、ブロックするなり、好きにしてくれればいいです。
インスタのバカな2段階認証のせいで、おそらくそのハッカーは僕の電話番号が知っているでしょう。
なので、誰かから変な連絡が来たら、無視して、僕に教えてくれれば助かります。
よろしくお願いします!
*痛いほど学びました
>電話番号はsnsに認証として使わない
>「電話番号を入れろ」と言った分けわからん奴は聞かない

my old account is hacked
pleasy kindly unfollow, report, block or do whatever you like,
this person probably also knows my phone number *thanks to the stupid 2way authentication of instagram*,
if someone contact you and
ask for a strange thing, just ignore and please let me know
thanks!
*lesson learned the hard way
>do not put your number on sns
>do not listen to some smart-arse kid to put your number

Mari Kita Ubah Fenomena Yang Beredar di Masyarakat: Membaca Bukanlah Hobi! Tapi Sebuah Kebiasaan

Mari Kita Ubah Fenomena Yang Beredar di Masyarakat: Membaca Bukanlah Hobi! Tapi Sebuah Kebiasaan

Ahir - ahir ini saya membaca sebuah artikel yang ditulis oleh seorang jurnalis ternama bernama Elizabeth Pisani, yang berjudul "Apparently, 42% of young Indonesians are good for nothing". Membaca artikel tersebut membuat saya merasa sedih dan miris.

Dalam artikel tersebut Pisani menulis tentang siswa siswi Indonesia yang menuai hasil yang sangat buruk untuk tes PISA. Yakni tes mengenai matematika, sains dan kemampuan membaca yang diselenggarakan oleh Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) untuk siswa siswi berumur 15 tahun. Tentu saja PISA tes di Indonesia dtelah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.

Yang saya soroti dalam tes tersebut adalah kemampuan membaca siswa siswi Indonesia yang memilukan. Hasil dari PISA tes tahun 2015, 55% siswa siswi Indonesia tidak bisa mengenali gagasan utama dalam artikel, tidak bisa mengenali hubungan dalam artikel, ataupun tidak bisa membaca inti, makna dan konteks dalam artikel. Dengan kata lain, lebih dari setengah siswa siswi di Indonesia tidak buta huruf, namun tidak bisa membaca dengan baik, yakni tidak bisa mengerti arti dari sebuah artikel.

Yang lebih memilukan lagi, menurut saya fenomena ini tidak hanya terjadi pada siswa siswi Indonesia, tapi orang indonesia pada umumnya. Sebagai contoh, kita bisa melihat akun media sosial, sebutlah instagram, seorang influencer atau seseorang yang berjualan secara online. Bila kita membaca komentar komentar yang tertulis, banyak sekali akan kita dapatkan pertanyaan atau hujatan konyol. Misalnya, dalam deskripsi telah dituliskan harga, namun cukup banyak orang yang bertanya harga suatu produk tersebut (padahal telah dituliskan dengan jelas oleh si penjual).

Ataupun di suatu situs belanja online, saya pernah mendapati orang yang menjual sarung sebuah ponsel dan pada deskripsinya si penjual menuliskan dengan jelas bahwa yang ia jual adalah sarung ponsel, tapi ada beberapa hujatan di komentar yang menulis "kenapa barang yang datang setelah saya bayar hanya sarung ponsel, mana ponselnya?!".

Dari fenomena tersebut kita bisa mengetahui bahwa orang indonesia memang banyak yang tidak buta huruf tapi tidak bisa membaca dengan baik.

Asumsi saya orang yang aktif di media sosial atau pembelanja online adalah generasi muda. Generasi muda adalah harapan dan masa depan sebuah negara, apa jadinya jika mereka tidak bisa membaca dengan baik? Apa yang salah? Bagaimana cara memperbaiki kondisi tersebut?

Menurut saya salah satunya masalahnya adalah kalimat populer di Indonesia yang berbunyi "hobi saya membaca". Jika kita menanyakan hobi kepada orang Indonesia, tidak jarang yang menjawab "membaca". Hobi itu sendiri biasanya merupakan suatu aktifitas yang dilakukan pada waktu senggang. Dari hal ini kita juga bisa melihat bertapa jarangnya orang Indonesia membaca, karena membaca hanyalah aktifitas yang dilakukan sebagai hobi di waktu senggang.

Sementara di negara - negara maju, membaca adalah sebuah kebiasaan. Yakni aktifitas yang dilakukan bukan hanya dalam waktu senggang, tetapi memang sengaja disempatkan. Membaca merupakan kebiasaan yang dilakukan di negara maju sejak masa kanak kanak, yakni sejak SD dan SMP. Sehingga, kebiasaan membaca terpupuk dengan baik.

Menurut laporan survey yang dilakukan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jepang tahun 2009, siswa siswi yang terbiasa membaca memiliki kemampuan akademis yang lebih tinggi dibanding yang kurang terbiasa membaca. Hal itu bisa dipahami karena menurut beberapa laporan lainya, banyak sekali keuntungan yang bisa didapat jika kita membiasakan diri kita untuk membaca. Diantaranya, dengan membaca kita dapat belajar untuk berkonsentrasi lebih baik, dapat mempelajari kosa kata yang baru, dapat menjadi lebih kreatif karena bisa berimajinasi lebih luas, dapat belajar berfikir secara logis, mendapatkan ide baru, serta tentunya kita dapat mengetahui sesuatu secara lebih mendalam dengan membaca suatu artikel.

Dukungan pemerintah merupakan hal yang penting untuk perkembangan kebiasaan membaca sejak kecil. Salah satu contoh yang bisa ditiru misalnya program "membaca setiap pagi" yang dicanangkan pemerintah Jepang untuk siswa siswi SD dan SMP. Hal ini dicanangkan pemerintah Jepang karena mereka sadar bahwa membaca dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak kecil, yang notabene adalah masadepan negara Jepang itu sendiri.

Membaca juga merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh orang sukses. Sebagai contoh, Bill Gates, pendiri Microsoft, yang notabene adalah seorang yang sangat sibuk terbiasa membaca 40 sampai 50 buku dalam setahun. Atau Mark Zuckerberg, seorang pendiri dan CEO Facebook yang membaca sebuah buku setiap dua minggu, atau sekitar 26 buku dalam setahun. Dan masih banyak contoh lainya yang bisa dituliskan, namun saya rasa contoh kedua orang diatas sudah cukup mewakili apa yang ingin saya utarakan.

Tentunya akan sangat baik jika kita merubah pola fikir dari "membaca adalah hobi" ke "membaca adalah kebiasaan". Mari membiasakan diri kita untuk membaca dari sekarang, dan mari kita ajak orang di sekeliling kita membiasakan diri untuk membaca.

Ramadhona Saville, PhD
TKI di Jepang